Wednesday, June 7, 2017

GANGGUAN TIC, APAKAH ITU?

Gangguan Tic--Image by Paresma

Kalian pernah gak sih lihat orang yang sering mengedipkan matanya berkali-kali? Atau apakah kalian pernah melihat seseorang yang menggerakkan bagian tubuhnya secara berulang hingga tak terkendali? Jika iya, waspada sejenak, bisa saja orang tersebut mengalami gangguan Tic.


Bagi kalian yang sudah pernah membaca mengenai gangguan tersebut lalu bertanya, apakah gangguan Tic itu sama dengan Sindrom Tourette? Saya pernah share tentang ini di Instagram saya April 2017 lalu. Di sini, saya akan menuliskannya kembali. Sebelum menjawab pertanyaan ini, mari kita ketahui dulu, apa sih yang dimaksud dengan gangguan Tic? Mungkin kalian akan dengan mudah meng-googling tentang gangguan tersebut dan setelah saya browsing di beberapa situs juga banyak yang mengulas sampai menuliskan kriteria diagnostiknya. Di sini, saya akan membahasnya secara singkat dan semoga bisa dipahami ya.

Gangguan Tic itu adalah salah satu jenis gangguan mental yang ditandai dengan gerakan sekelompok otot yang muncul tanpa disadari, kompulsif, tidak bertujuan, dadakan, dan terjadi terus-menerus baik dalam waktu singkat maupun lama. Tic juga dapat terjadi karena meniru gerakan/suara orang lain dan baru akan mereda ketika tidur.

Kalau tadi ada pertanyaan, apakah gangguan Tic ini sama dengan Tourette? Jawabannya adalah, gangguan Tic yang tidak ditangani dengan baik maka akan berkembang menjadi sindrom Tourette. Tidak hanya itu, gangguan Tic yang sudah parah hingga sudah masuk dalam stadium sindrom Tourette bisa saja muncul disertai gangguan lainnya atau bahasa ilmiahnya memiliki komorbiditas dengan gangguan mental lain diantaranya Obsessive Compulsive Disorder, ADHD, dan dalam tingkat derajat kronis, Tic bisa muncul disertai Conduct Disorder (bahasa awamnya gangguan perilaku kekerasan) sampai pada Self-Injury Behavior (Perilaku melukai/menyakiti diri sendiri). Serem amat yak?

Pada usia berapa sih gangguan Tic bisa diidentifikasi? Mengacu pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disoder atau DSM atau kitab sakti gangguan mental, Tic ini dapat terjadi pada usia onset 18 tahun.

Jenis-jenis gangguan Tic itu seperti apa sih?
Secara garis besar, Tic itu terdiri dari 2 jenis yaitu tic motorik (berupa gerakan di bagian tubuh) dan tic vokal (berupa suara) dan derajat keparahannya mulai dari ringan (mild) hingga sangat berat (severe). Gangguan Tic ini bisa terjadi selama satu tahun atau kurang dari satu tahun. Gangguan Tic ini beda tipis dengan gerakan yang kerap dilakukan oleh kebanyakan orang namun punya kemiripan dengan gerakan seperti mengedipkan mata, menggerakkan kepala, tangan atau kaki tanpa tujuan dan terjadi secara berulang (bukan kejang). Namun, yang pasti, gerakan-gerakan yang terjadi pada gangguan Tic ini seringkali disertai dengan kecemasan berlebih sehingga gerakan tersebut akan semakin sulit untuk dikendalikan dan akan terus terjadi dan entah ini berita baik atau buruk, gerakan ini baru akan berhenti saat tertidur.

Apa sih yang menyebabkan terjadinya gangguan Tic?
Tic bisa terjadi karena berbagai faktor antara lain:
  1. Aktivitas sistem syaraf pusat yang abnormal
  2. Ada masalah selama periode kehamilan, contohnya merokok, stress, obesitas dan konsumsi kafein selama kehamilan
  3. Buruknya kesehatan anak ketika lahir
  4. Stres sehari-hari pada anak yang terus berulang atau emosi kegembiraan yang ekstrem
  5. Modeling yang salah dari lingkungan
  6. Adanya disfungsi dalam keluarga (contohnya konflik pada orangtua, perceraian yang tidak berjalan baik pada orangtua atau ada trouble lain yang terjadi antar anggota keluarga di rumah)
  7. Trauma yang terjadi di sekolah pada anak-anak yang kemudian mempengaruhi cara dia dalam mengekspresikan dirinya.
Orang dengan gangguan Tic dan sindrom Tourette ini memerlukan penanganan yang serius. Penanganan yang diperlukan mulai dari terapi biomedis atau dengan obat-obatan (obat yang biasa diberikan oleh psikiater adalah sejenis pimozide atau huvoxamine, dan masih banyak lagi jenisnya). Selain biomedis, penanganan berupa psikoterapi juga diperlukan diantaranya pemberian Habits Revearsal Training untuk melatih agar bisa mengontrol atau mengurangi gerakan yang dilakukan, maupun langkah preventif sedini mungkin seperti penatalaksanaan Intervensi Psikoedukasi Keluarga mengenai gangguan Tic serta Intervensi akademik dan okupasi bagi anak dengan gangguan Tic yang bersekolah.

Agar lebih jelas lagi mengetahui tentang gangguan Tic ini, kalian bisa browsing video di Youtube, ketikkan kata kunci Tic atau Tourette, maka kalian akan menemukan cukup banyak video tentang topik ini. Saya pun pernah menonton salah satu video di Youtube tentang kisah nyata seorang anak (yang sekarang sudah berusia dewasa) yang berusaha mati-matian menyembuhkan gangguan Tic ini bersama kedua orangtuanya. Anak tersebut bahkan teramat sulit mengendalikan gerakan-gerakan yang muncul hingga rumahnya tampak seperti "kapal pecah" akibat gerakan yang dilakukan dan tentu saja hal itu di luar kontrolnya. Sampai akhirnya, mereka satu keluarga bertemu dan berkonsultasi dengan salah satu psikolog dan gangguan Ticnya berangsur-angsur tertangani.

Yap, sekian dari saya ^_^ Happy fasting

No comments:

Post a Comment

Makasih banget ya udah mau baca-baca di blog ini. Jangan sungkan untuk tinggalin komentar. Senang bila mau diskusi bareng di sini. Bila ingin share tulisan ini, tolong sertakan link ya. Yuk sama-sama belajar untuk gak plagiasi.